RajaKomen
Kisah Mualaf! Dr. Jerald F. Dirks, Kepala Gereja Methodis yang Akhirnya Memilih Islam

Kisah Mualaf! Dr. Jerald F. Dirks, Kepala Gereja Methodis yang Akhirnya Memilih Islam

9 Feb 2022
572x
Ditulis oleh : Admin

“Kenangan di masa kecil saya adalah mendengar suara lonceng gereja sebagai panggilan misa pada hari Minggu pagi, di sebuah kota kecil dan terpencil tempat saya dibesarkan. Gereja Methodis itu sudah tua, bangunannya terbuat dari kayu, dilengkapi dengan menara yang diatasnya terdapat lonceng gereja. Jaraknya cuma dua blok dari rumah saya. Ketika lonceng gereja berbunyi, kami sekeluarga berangkat ke gereja untuk mengikuti misa setiap hari Minggu pagi,” Dr Jerald F. Dirks mengenang kembali masa kecilnya, memulai kisahnya sebelum menjadi seorang muslim.

Di tahun 1950-an. gereja menjadi pusat kehidupan warga di kota-kota terpencil. Sejak kecil sampai kelas Delapan, Dirks rutin mengikuti sekolah Alkitab yang diselenggarakan setiap bulan Juni, selama dua minggu. Ia juga tetap rajin datang ke gereja untuk mengikuti misa setiap Minggu pagi, dilanjutkan dengan sekolah Minggu. Dirks kecil mengumpulkan banyak pin sebagai tanda kerajinannya setiap minggu dan mendapat penghargaan karena mampu menghapal isi Alkitab.

Ketika Dirks duduk di bangku SMP, gereja Menthodis di kota yang tidak pernah ditutup, sehingga ia dan keluarganya pindah ke gereja Methodis di kota lain yang terdekat. Gereja itu lebih besar sedikit dibandingkan gereja di kotanya. Pada masa itulah, Dirks merasa terpanggil untuk menjadi pendeta dan mulai mengarahkan perhatiannya untuk mengabdi pada gereja.

Dirks yang mulai berangkat remaja aktif dalam organisasi Methodist Youth Fellowship, yang mengantarnya menjadi salah satu pengurus pada konferensi dan ketua distrik. “Saya juga menjadi ‘penceramah’ tetap dalam acara tahunan Youth Sunday,” kata Dirks.

Aktivitas khutbahnya mulai menarik perhatian masyarakat luas. Dirks memberikan khutbahnya di berbagai tempat, selain di gereja. Pada usia 17 tahun, ia sudah menjadi mahasiswa di Harvard College. Tekadnya menjadi pendeta sudah bulat. Oleh karena itu, ia juga mendaftarkan diri ke perbandingan agama yang berlangsung selama dua semester. Pengajar kursus itu adalah Wilfred Cantwell Smith, yang memiliki spesifikasi sebagai pakar Islam.

“Selama perjalanan, saya tidak terlalu memperhatikan Islam dibandingkan perhatian saya pada agama lain, seperti Hindu dan Budha. Kedua agama yang saya sebutkan terakhir terlihat lebih mempengaruhi batin dan masih asing buat saya,” tutur Dirks.

“Sebaliknya, Islam terlihat mirip dengan agama Kristen yang saya anut. Karenanya, saya tidak terlalu konsentrasi penuh pada Islam. Tapi, saya masih ingat tugas karya tulis tentang konsep wahyu dalam Al-Quran. Untuk memenuhi persyaratan dan standar kursus yang ketat, saya berhasil menemukan sebuah perpustakaan dimana terdapat sekitar 12 buku tentang Islam, yang semuanya ditulis oleh penulis nonMuslim. Saya juga menemukan dua terjemahan berbeda dalam bahasa Inggris tentang arti Al-Quran,” sambung Dirks.

Di Harvard ia dijuluki “Hollis Scholar” karena Dirks menjadi salah satu calon mahasiswa teologi yang selalu diperhitungkan di akademinya. Ia lalu menjadi pendeta muda di United Methodist Church, dan tak berapa lama kemudian mendapat lisensi sebagai pendeta dari gereja tersebut.

Dirks lulus dari Harvard College tahun 1971. Ia lalu mendaftarkan diri ke Harvard Divinity School dan mendapat gelar Master of Divinity pada tahun 1974, setelah sebelumnya ditahbiskan masuk dalam jajaran kepastorang United Methodist Churc. Selama menyelesaikan pendidikan seminarinya, Dirks juga menyelesaikan program pendidikan untuk menjadi rohaniwan di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston. Setelah itu, ia bertugas sebagai pastor di dua gereja United Methodist di daerah terpencil di Kansas, selama beberapa tahun.

Menerima Islam

Dirks mulai berminat pada Islam setelah ia berkenalan dan berinteraksi dengan sejumlah orang Arab Amerika yang kebetulan muslim, untuk keperluan menerjemahkan dokumen-dokumen bahasa Arab, karena pada saat itu Dirks dan istrinya sedang melakukan riset tentang sejarah kuda Arab.

Kontak pertamanya adalah seorang muslim bernama Jamal pada suatu musim panas di tahun 1991. Untuk membantu menerjemahkan dokumen berbahasa Arab, Jamal datang ke rumah Dirks. Sore hari, ketika akan pulang, Jamal meminta izin menggunakan kamar mandi di rumah Dirks untuk berwudu karena sudah tiba waktu salat. Jamal lalu mengambil meminta lembaran koran yang digunakannya sebagai sajadah.

“Tanpa saya sadari, ketika itu Jamal sebenarnya sudah mempraktekkan dakwah. Ia tidak mengomentari fakta bahwa kami non-Muslim, dia tidak ceramah apapun tentang agamanya pada kami. Dia hanya memberi contoh pada kami,” ujar Dirks.

Hampir satu setengah tahun berinteraksi dengan Jamal. Jamal tidak pernah menceritakan apapun tentang Islam atau bertanya tentang agama Dirks. Sebaliknya, Dirks justru mulai belajar dari Jamal, bagaimana ia salat tepat waktu, bagaimana ia berperilaku dalam berbisnis maupun bersosialisasi, dan terutama cara Jamal berinteraksi dengan dua anaknya.

Lewat Jamal, Dirks mulai berkenalan dengan keluarga Arab muslim lainnya. Dirks memperhatikan bagaimana keluarga-keluarga muslim itu menerapkan etika yang menurut Dirks, lebih tinggi dibandingkan etika yang diterapkan oleh keluarga-keluarga Amerika.

Setelah menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan keluarga muslim, tahun 1992, Dirks mulai menanyakan pada dirinya sendiri pertanyaan-pertanyaan yang serius, dimanakah ia dan apa yang ia lakukan. Desember 1992, Dirks mengakui bahwa ia tidak menemukan pertentangan antara keyakinan religiusnya dengan ajaran Islam. Dirks merasa siap untuk mengakui bahwa Tuhan itu Esa dan mengakui Nabi Muhammad Saw. Ia menyingkirkan buku-buku tentang Islam yang ditulis penulis non-Muslim dan mulai membaca terjemahan Al-Quran. Tapi ia masih ragu-ragu untuk membuat keputusan.

Bulan Maret 1993, Dirks dan istrinya liburan ke Timur Tengah. Waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadan. Ia dan istrinya memutuskan untuk mencoba ikut berpuasa. Dirks bahkan ikut salat dengan teman-teman muslim yang baru ia kenal selama menikmati liburan itu.

Akhirnya, sekembalinya dari Timur Tengah, Dirks dan istrinya memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah menjadi muslim, Dirks memperdalam pengetahuannya tentang Islam antara lain di Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud di Arab Saudi pada tahun 1998. Tahun 1999. Dirks menunaikan ibadah umrah dan haji.

Sekarang, Dirks yang dikenal dengan nama Islam “Abu Yahya” menjadi salah satu cendekiawan muslim yang banyak menulis artikel dan buku tentang keagamaan. Ia juga menjadi memberikan kuliah tentang Islam di beberapa perguruan tinggi di AS, serta aktif dalam organisasi muslim di AS seperti ISNA, ICNA dan MAS.

Berita Terkait
Baca Juga:
Situs Purbakala Cipari Kuningan, Cocok Digunakan untuk Pembelajaran Sejarah Pada Masa Purba

Situs Purbakala Cipari Kuningan, Cocok Digunakan untuk Pembelajaran Sejarah Pada Masa Purba

Wisata      

20 Feb 2022 | 676


Kuningan memiliki situs purbakala peninggalan zaman megalitik, yaitu Situs Purbakala Cipari. Tempat ini sangat cocok digunakan untuk pembelajaran sejarah pada masa purba. Situs diduga ...

Manfaat Melakukan Lari Pagi Bagi Kesehatan Paru-Paru Anda

Manfaat Melakukan Lari Pagi Bagi Kesehatan Paru-Paru Anda

Tips      

1 Jun 2023 | 477


Lari pagi adalah kegiatan olahraga yang sangat populer dan dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan kita. Salah satunya adalah menyehatkan paru-paru kita. Paru-paru adalah organ ...

Manfaat Buah Labu Siem untuk Kesehatan

Manfaat Buah Labu Siem untuk Kesehatan

Tips      

8 Maret 2021 | 587


Sudah taukah anda bahwa buah labu siem sangat banyak manfaatnya untuk kesehatan? Tanaman yang merambat ini bisa kita makan buah atau daunnya yang masih muda. Labu siem termasuk sayur yang ...

Menumbuhkan Budaya Kewirausahaan di Kampus: Membangun Masa Depan Inovasi

Menumbuhkan Budaya Kewirausahaan di Kampus: Membangun Masa Depan Inovasi

Pendidikan      

27 Maret 2024 | 52


Di tengah perubahan global yang pesat, kewirausahaan telah menjadi salah satu elemen kunci dalam menghadapi tantangan masa depan. Dalam konteks pendidikan tinggi, menumbuhkan budaya ...

Telaga Biru Cicerem, Danau Bening yang Mempesona di Jawa Barat Simpan Kisah Legenda

Telaga Biru Cicerem, Danau Bening yang Mempesona di Jawa Barat Simpan Kisah Legenda

Wisata      

3 Jul 2022 | 338


Sаlаh ѕаtu kеіѕtіmеwааn Provinsi Jawa Barat уаng menarik реrhаtіаn wіѕаtаwаn dаrі bеrbаgаі daerah аdаlаh dеѕtіnаѕі wisata аlаmnуа. Bukаn сumа ...

Mi Instan Bakal Naik Harga Tiga Kali Lipat

Mi Instan Bakal Naik Harga Tiga Kali Lipat

Kuliner      

10 Agu 2022 | 324


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, harga mi instan akan naik tiga kali lipat. Kenaikan harga mi instan akan terasa lebih signifikan dari yang terjadi saat ini. Hal ini pun ...

Copyright ©2024 WarungInformasi.com - All rights reserved