RajaKomen
Dosen Digital Sebut Pemilu 2024 Hadirkan Perang Opini di Media Sosial

Dosen Digital Sebut Pemilu 2024 Hadirkan Perang Opini di Media Sosial

18 Jan 2024
217x
Ditulis oleh : Admin

Dosen digital marketing Universitas Ma’soem Dr. Tonton Taufik Rachman menilai Pemilu 2024 kali ini kerap menghadirkan perang di media sosial. Adapun hal ini tentunya tak lepas dari tren masyarakat yang kini lebih suka mendapatkan berita di media sosial dari unggahan netizen.

Di era serba digital seperti sekarang, media sosial telah menjadi salah satu alat yang paling berpengaruh dalam menyebarkan opini dan mempengaruhi pemilih. Platform seperti YouTube, TikTok, Instagram, Facebook, dan Twitter telah menjadi medan pertempuran yang sengit dalam perang di media sosial, terutama dalam konteks Pemilu 2024.

Dr. Tonton pun membeberkan pengaruh masing-masing platform media sosial terhadap pemilih baru serta dampaknya pada proses politik di Indonesia.
Pengaruh Media Sosial dalam Mempengaruhi Opini Publik

Dr. Tonton menjelaskan Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar bagi platform media sosial. Saat ini, YouTube memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia, sementara TikTok juga mengalami lonjakan popularitas dengan lebih dari 200 juta pengguna.

Di sisi lain, Instagram juga memiliki basis pengguna yang besar dengan lebih dari 85 juta pengguna. Sementara Facebook dan Twitter masing-masing memiliki sekitar 130 juta dan 35 juta pengguna di Indonesia.

“Angka-angka ini menunjukkan betapa besar pengaruh sosial media dalam menyebarkan informasi dan mempengaruhi opini publik di Indonesia,” ujar Dr. Tonton dalam keterangannya, Senin (15/1/2024).

Pengaruh Opini di Media Sosial Terhadap Pemilih Baru

Perang argumen di media sosial dapat memiliki dampak yang signifikan terutama terhadap pemilih baru. Pengguna media sosial yang terhubung dengan topik politik cenderung terpapar pada berbagai opini dan narasi yang diperkuat melalui konten multimedia.

Dr. Tonton mengungkapkan YouTube dengan konten video panjangnya mampu menjadi wadah bagi para pembuat konten untuk menyebarkan pandangan politik mereka. TikTok, dengan format video pendeknya, menjadi wadah yang cepat dalam menyebarkan opini politik bersifat viral. Instagram, Facebook, dan Twitter juga turut memainkan peran penting dalam menyebarkan pesan politik baik melalui foto, status, maupun tautan berita.

“Pemilih baru, terutama generasi milenial dan Z, cenderung lebih terbuka terhadap informasi yang mereka terima dari sosial media. Mereka mungkin belum memiliki loyalitas politik yang kuat dan lebih mudah terpengaruh oleh konten-konten yang mereka konsumsi di media sosial. Oleh karena itu, pengaruh sosial media terhadap pemilih baru menjadi sangat signifikan dalam proses politik, terutama dalam Pemilu 2024,” ungkapnya.

Terkait perang di media sosial, Dr. Tonton menjelaskan penting bagi masyarakat untuk menyadari besarnya pengaruh media sosial terhadap pemilih baru di Indonesia. Pasalnya, platform digital, seperti YouTube, TikTok, Instagram, Facebook, dan Twitter berperan sangat signifikan dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi perilaku pemilih.

Menurutnya, Pemilu 2024 akan menjadi ajang di mana peran media sosial dalam proses politik semakin terlihat. Oleh sebab itu, para pelaku politik, khususnya calon-calon pemilu, perlu memahami pentingnya strategi kampanye di media sosial guna meraih dukungan dari pemilih baru.

Dr. Tonton pun menegaskan perang di media sosial bukan hanya sekedar ajang pertarungan narasi dan opini politik, tetapi juga menjadi medan untuk mendapatkan dukungan dari pemilih baru yang semakin terhubung dengan dunia digital.

Seiring berkembangnya teknologi dan digitalisasi, media sosial telah menjadi kekuatan yang tak terelakkan dalam politik modern. Bahkan, pengaruh media sosial terhadap pemilih baru akan terus berkembang pesat di masa yang akan datang.

“Peran dan pengaruh sosial media bagi pemilih baru di Indonesia mencerminkan betapa pentingnya strategi kampanye digital dalam konteks politik modern, khususnya menjelang Pemilu 2024. Para pelaku politik dan partai politik perlu memahami perang di sosial media sebagai medan untuk meraih dukungan dari pemilih baru yang semakin terhubung dengan dunia digital,” pungkasnya.

(Content Promotion/Dr. Tonton)

Berita Terkait
Baca Juga:
Memang Selangit Manfaat Tanaman Liar Songgolangit

Memang Selangit Manfaat Tanaman Liar Songgolangit

Tips      

17 Feb 2021 | 1204


Kadang kita sering merasakan sakit pada tumit kaki, dan sakitnya tidak seperti biasanya ternyata pas diperiksakan itu adalah sakit karena asam urat tinggi. Asam urat biasanya ditandai ...

Bacaan Shalawat Memperlancar Rezeki, Yuk Kita Amalkan

Bacaan Shalawat Memperlancar Rezeki, Yuk Kita Amalkan

Tips      

4 Agu 2021 | 1139


Membaca Shalawat tidak hanya mendatangkan ampunan dan rahmat Allah, tetapi juga dapat memperlancar rezeki. Ada satu redaksi Shalawat yang apabila dibaca maka Allah akan ...

Jangan Sampai Salah Ini Perbedaan Wedges dan Heels

Jangan Sampai Salah Ini Perbedaan Wedges dan Heels

Fashion      

29 Okt 2022 | 393


Sepatu wanita saat ini cukup bergaya, terutama wedges dan high heels. Wedges biasanya digunakan pada acara-acara yang tidak terlalu formal. Karena lebih nyaman dan tidak sakit saat dipakai, ...

Kenali Disini Yuk Biaya Asuransi Apa Saja Saat Anda Mau Membeli Asuransi

Kenali Disini Yuk Biaya Asuransi Apa Saja Saat Anda Mau Membeli Asuransi

Tips      

3 Jun 2022 | 583


Setiap perusahaan asuransi tentu saja memiliki prosedur dan juga jenis biaya asuransi yang berbeda. Jadi tidak semua sama, biaya asuransi apa saja saat anda mau membeli produk asuransi, yuk ...

Transaksi Apa Saja Aman dengan Cara Transfer Dana ke Gopay

Transaksi Apa Saja Aman dengan Cara Transfer Dana ke Gopay

Tips      

2 Jul 2021 | 683


Awalnya saya kurang paham bagaimana cara transfer dana ke gopay dan maksudnya itu buat apa sih. Mungkin beberapa dari anda juga masih bingung dan kurang mengerti cara kirim saldo dana ke ...

Teknologi Halo Sebagai Malaikat Penyelamat Pada Balap Formula 1

Teknologi Halo Sebagai Malaikat Penyelamat Pada Balap Formula 1

Tekno      

29 Okt 2022 | 230


Pada 1980-an dan 1990-an, balap Formula 1 sangat berisiko karena kurangnya peralatan keselamatan pengemudi di mobil. FIA saat ini berinovasi untuk melindungi pengemudi dari tabrakan dan ...

Copyright ©2024 WarungInformasi.com - All rights reserved