Selepas menunaikan salat asar dengan mengenakan kaus biru lengan panjang dan peci putih, Haji Sasa, pengusaha sukses asal Samarinda ini mampir di sebuah rombong bakso di tepi Jalan Merdeka, Sungai Pinang Dalam.
Sambil menunggu pesanannya disiapkan, ia menanyakan mengapa pedagang bakso tersebut terlihat bermuram durja.
Kepadanya, penjual bakso itu sejak kebijakan PPKM level IV diterapkan di Samarinda, pembeli semakin sepi.
“Saya menjual dari pukul sembilan pagi, masih banyak yang tersisa. Padahal, cuma boleh menjual sampai jam sembilan malam,” kata penjual seperti ditirukan Haji Sasa, yang memiliki nama lengkap Suriansyah ini.
Haji Sasa masih mendengarkan penuturan penjual ketika bakso di diskusikan. Setelah minuman dingin, ia mengambil seikat uang di kantong belakang celana hitamnya. Haji Sasa kemudian menanyakan total dagangan yang biasa dijual dalam satu hari.
Penjual bakso itu menjawab, “Sekitar Rp 2 jutaan.”
Tanpa basa-basi, Haji Sasa membayar bakso yang disantapnya, plus Rp 2 juta untuk membeli seluruh dagangan.
Haji Sasa kemudian mendatangi 49 penjual makanan lain di Jalan Merdeka, Jalan Biawan, Jalan Arief Rahman Hakim, dan Jalan Ahmad Dahlan.
Dagangan para penjual itu diborong semua. Tidak sampai dua jam pada Kamis sore itu, Haji Sasa menghabiskan sekitar Rp 50 juta.
Rata-rata penjual mengaku harga seluruh dagangan Rp 1 juta.
“Saya hanya ingin berbagi kepada sesama. Masa PPKM ini, banyak hal yang terutama sulit dilakukan untuk para pedagang makanan,” ujarnya.
Memborong jualan pedagang kecil sudah rutin dilakukan Haji Sasa tiga bulan belakangan.
Ia tak pernah menghitung jumlah uang yang sudah dikeluarkan. Akan tetapi, jika dikira-kira, Haji Sasa mengaku sekitar Rp 1 miliar.
“Sekitar segitu, lah . Itu tidak ada ruginya. Just kita harus berbagi kepada mereka yang kesulitan,” sambungnya.
Siapa Sebenarnya Haji Sasa?
Haji Sasa besar dari keluarga sederhana. Ayahnya, Mansyur bin Taman, seorang tukang yang bekerja membangun rumah. Ibunya, Tuah binti Kastawi, bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Masa kecil Haji Sasa dilewati dalam kehidupan yang pas-pasan, bahkan kekurangan. Ia harus putus sekolah di bangku SMP pada 1980-an. Ketika berusia 16 tahun, ia bekerja sebagai kuli bangunan untuk membantu paman. Empat tahun kemudian, pada 1994, ia sudah menjadi tukang sebelum akhirnya menjadi pemborong bangunan (kontraktor skala kecil) pada 1997.
Kehidupan susah terus menggelayuti perjalanan Haji Sasa. Dunia properti yang ia geluti selama 11 tahun ternyata gagal. Haji Sasa terlilit utang ratusan juta rupiah. Hartanya habis. Jangankan rumah, sepeda motor pun tak punya. Ia pun hidup menggembel di kawasan Citra Niaga. Orang-orang yang dia kenal, kenang Haji Sasa, satu per satu meninggalkannya.
“Saya didatangi preman yang menagih utang. Waktu itu, saya sudah tidak punya apa-apa. Tidak punya siapa-siapa,” tuturnya. Saking putus asa, ia sempat berpikir untuk bunuh diri dari lantai atas sebuah hotel di Samarinda.
Awal titik balik kehidupan Haji Sasa terjadi 12 tahun silam di Pelabuhan Samarinda. Ia bertemu dengan seorang pria yang baru dikenalnya. Haji Sasa kemudian menceritakan semua kehidupan hidupnya.
“Orang itu meminta saya pulang, cuci kaki kedua orangtua, dan minta ampun. Saya juga diminta mengubah perilaku dan kata-kata,” ungkap Suriansyah yang sudah putus harapan mengikuti perintah lelaki itu.
Setelah bertemu kedua orangtua, Haji Sasa mengaku, kehidupan mulai berubah.
Pada awal 2010, Haji Sasa mendapatkan sejumlah uang dari bisnis jual beli tanah. Uang itu ia pakai sebagai modal untuk kembali berusaha di bidang properti.
Pelan tapi pasti, Haji Sasa membangun rumah demi rumah kemudian menjualnya. Begitu modal yang terkumpul semakin banyak, ia memutuskan membangun perumahan.
Haji Sasa membangun tiga perumahan di Jalan PM Noor, di Kecamatan Palaran, dan di dekat Perumahan Bengkuring. Ketiganya selesai dibangun pada 2012.
Keberhasilan di bisnis properti ini membuat merambah ke bisnis yang lain; pertambangan batu bara.
Haji Sasa membangun beberapa perusahaan pertambangan.
Hari ini, 12 tahun sejak ia berniat bunuh diri, Haji Sasa bukan hanya mampu membayar utang-utangnya. Ia telah menjadi saudagar yang sukses di Kota Tepian.
“Mukjizat itu nyata. Allah memiliki cara-cara indah atas hidup yang saya jalani ini,” tuturnya.
Bangun Yayasan untuk Berbagi
Kekayaan yang diperoleh Haji Sasa tidak lupa daratan.
Pada tahun 2020, ia membangun Yayasan Peduli Sesama Mansyur Tuah. Nama yayasan itu diambil dari nama kedua orangtuanya. Lembaga amal ini digunakan untuk berbagi kepada kaum dhuafa. Yayasan ini disebut menyekolahkan anak yatim piatu serta membangun masjid dan pondok pesantren di Kaltim dan Jawa.
“Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk membantu di banyak tempat. Mulai membangun masjid hingga turun langsung memberi bantuan bencana gempa di Palu dan banjir di Banjarmasin kemarin,” katanya.
Yayasan ini berdiri di Gang Ogok, Jalan Damanhuri, tak jauh dari kediamannya.
Yayasan Mansyur Tuah juga menjadi tempat penampungan lansia dan orang-orang terlantar. Haji Sasa mengatakan, ada 30 orang yang tinggal di sana. Sebelumnya, rumah penampungan itu adalah milik ibunya.
“Rumah ini dulu saya bangun untuk beliau. Baru ditempati delapan bulan, ibu saya meninggal,” imbuhnya.
Haji Sasa menambahkan, lembaga amal didirikan sebagai kerinduan kepada sang ibu yang meninggal pada akhir 2019. Yayasan tersebut adalah pengingat bagi dirinya untuk selalu rendah hati dan berbagi kepada sesama.
Sumber: riau (hajinews)
Pusat Penyedia Kanopi Atap Di Seluruh Indonesia
14 Jul 2021 | 1075
Kanopi Atap Membrane merupakan sebuah usaha yang bergerak dalam penyediaan kebutuhan atap membrane untuk anda lengkap dengan bentuk, model dan beragam jenisnya. Kanopi Atap Membrane ...
Cara Memilih Hoodie Buatan Lokal yang Bagus Digunakan
17 Okt 2022 | 477
Untuk memperkenalkan koleksi hoodie-nya, sejumlah perusahaan fashion Indonesia berlomba-lomba. Ada begitu banyak perusahaan pakaian yang menjual hoodies di pasaran sehingga mungkin sulit ...
22 Sep 2021 | 3061
Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengeluarkan pernyataan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pembohong dan pura-pura peduli ...
Hangout Yuk? Ini Dia Ragam Pilihan Tunik untuk Anda
3 Agu 2022 | 472
Busana berpotongan longgar yang biasa disebut tunik, hadir dengan banyak pilihan. Detail ornamen yang unik, membuat perempuan berhijab tampil makin modis. Ukuran ...
Keajaiban Bawah Laut: Luasnya Ekosistem Terumbu Karang Indonesia
5 Jul 2024 | 116
Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat besar dan terumbu karangnya merupakan salah satu yang terluas di dunia. Terumbu karang tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis ...
Apa Saja yang Harus Diperhatikan Saat Mau Memandikan Bayi Baru Lahir
6 Jun 2022 | 655
Memandikan bayi yang baru lahir adalah tantangan yang cukup berat bagi orang tua, bukan hanya bagi orang tua yang baru pertama kali memiliki buah hati tetapi bagi orang tua yang sudah ...